Senin, 16 November 2015
Selasa, 06 Oktober 2015
Senin, 28 September 2015
TATA CARA KARYA SENI DWIMATRA
MAKALAH
“TATA CARA KARYA SENI
RUPA DWIMATRA”
PENDIDIKAN SENI RUPA
DAN KETERAMPILAN SD
PGSD
Dosen
Pengampu : M.Reyhan Florean , M.Pd.

Disusun
oleh :
KELOMPOK 1 (PGSD/3G)
1.M.Rezalludin Aziz 14186206163
2.Zakia Salam Cahyanti 14186206211
3.Egi Arganisa T. 14186206212
4.Suci Ulandari 14186206226
5.Defi Indrawati 14186206339
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
Tahun
Akademik 2014/2015
A.
TATA CARA KARYA SENI MEMBATIK SEDERHANA
Prosedur pengerjaannya:
(a)
Membuat kuas sederhana dari kapas dengan lidi atau tusuk sate sebagai
tangkainya. Kuas itu dibuat dengan cara melilitkan sejumlah kapas pada salah
satu ujung lidi atau tusuk sate, besarnya kurang lebih sebesar ibu jari orang
dewasa. Supaya tidak lepas, ujung lilitan kapas diikat dengan tali atau benang.
Buat 3 buah kuas.
(b) Menyiapkan
pewarna. Pewarna yang dapat digunakan pada kegiatan membatik sederhana ini ada
yang tergolong pada pewarna buatan dan pewarna alam. Yang termasuk pewarna
buatan di antaranya: cat air, ontan/sepuhan (berbentuk serbuk), pewarna kue
cair. Kunyit, daun suji, buah ganola, gambir adalah sebagian dari bahan pewarna
alam.
Bila sudah ditentukan pewarna
mana yang akan digunakan,buatlah larutan nya pada tempat pewarna yang sudah
disediakan.
Usahakan larutan pewarna tersebut
tidak terlalu encer. Siapkan beberapa macam warna, hal ini akan diperlukan bila
akan membuat gambar yang memiliki banyak warna atau membuat campuran warna.
(c) Membuat
gambar. Buatlah gambar dengan lilin di atas kertas yang sudah disediakan.
Kertas yang digunakan diantaranya: kertas gambar, kertas hvs, stensil. Tentu
saja gambar tidak akan kelihatan.

(d) Memunculkan
gambar. Letakkan kertas yang sudah digambari di atas kertas koran. Pulaslah
kertas tersebut dengan kuas sederhana yang terlebih dahulu dicelupkan pada
larutan pewarna. Pemulasan dapat hanya dengan satu warna, bisa pula beberapa
warna bergantung pada pilihan. Bila pada saat menggambar menggunakan lilin
penerangan yang berwarna putih, maka garis-garis gambar akan berwarna putih.
Apabila dikehendaki garis- garis gambar berwarna, pada saat menggambari kertas
harus menggunakan krayon berwarna.
![]()
Karya
Membatik Sederhana (Media Kertas, lilin, cairan warna)
|
B.
TATA CARA KARYA SENI TARIKAN BENANG
Bahan dan alat yang diperlukan:
benang kasur, pewarna, kertas HVS/gambar, koran bekas (alas meja), tempat
pewarna(wadah air kecil).
Prosedur
pengerjaan:
(a) Siapkan adonan pewarna
seperti pada proses batik sederhana.
(b) Ambil
benang kasur sepanjang 40 - 45 cm. Celupkan sebagian besar benang tersebut pada
larutan pewarna. Kalau larutan pewarna dirasakan terlalu banyak menempel pada
benang, sebaiknya diperas dahulu. Pewarna yang terlalu banyak menempel pada
benang akan mengakibatkan hasil yang kurang memuaskan.
(c) Letakkan
benang tersebut pada kertas yang sudah diletakkan di atas alas koran. Apakah
letak benang mau diatur atau bebas bergantung pembuat. Ujung benang yang tidak
terkena warna, harus ada di luar bidang kertas.
(d) Lipatlah kertas tadi di
tengah-tengah sisi panjangnya.
(e) Sambil
menekan kertas dengan salah satu telapak tangan, tariklah benang sampai keluar
dari lipatan kertas. Arah tarikan bebas.
(f) Buka lipatan kertas gambar.
(g) Untuk
menghasilkan beberapa bentuk dalam satu bidang gambar/ kertas, lakukan kegiatan
yang sama seperti di atas. Dengan mengubah letak benang, akan diperoleh gambar
baru.
Bila dikehendaki gambar berwarna (lebih
dari satu warna), yang harus dilakukan adalah: menarik benang beberapa kali
sesuai dengan jumlah benang yang dicelupkan pada warna yang berbeda, menarik
satu kali tarikan seutas benang yang dicelupkan pada beberapa warna, menarik
satu kali tarikan sejumlah benang yang sudah memiliki warna masing-masing.
![]() ![]()
Karya
Tarikan Benang (media kertas, benang, cairan warna)
|
C.
TATA CARA KARYA SENI INK BLOT
Bahan
yang diperlukan pada kegiatan ini hampir sama dengan kegiatan tarikan benang.
Malahan benangnya sendiri pada inkblot tidak diperlukan.
Prosedur pengerjaannya:
(a) Teteskan
warna yang sudah disiapkan terlebih dahulu di atas kertas yang sudah dialasi
koran bekas.
(b) Lipat
kertas tersebut pada tengah-tengah sisi panjangnya.
(c) Kertas
yang sudah dilipat digosok dengan pinggir telapak tangan serata mungkin
terutama pada bagian yang ditetesi pewarna.
(d) Buka
lipatan kertasnya! Gambar apa yang terjadi?
(e) Untuk
menghasilkan gambar yang berwarna lebih dari satu, ulangi beberapa kali
kegiatan seperti di atas, tentu saja warna yang diteteskan kemudian harus
berbeda dengan warna sebelumnya.
Dengan
meneteskan -sekaligus- beberapa warna pada permukaan kertas, dan kemudian
melipat serta menggosoknya akan dihasilkan pula gambar yang multi warna.
|


(Karya
seni Inkblot)
MAKALAH PSR KEL.1
MAKALAH
“WAWASAN SENI”
PENDIDIKAN SENI RUPA
DAN KETERAMPILAN SD
PGSD
Dosen
Pengampu : M.Reyhan Florean , M.Pd.

Disusun
oleh :
KELOMPOK 1 (PGSD/3G)
1.M.Rezalludin Aziz 14186206163
2.Zakia Salam Cahyanti 14186206211
3.Egi Arganisa T. 14186206212
4.Suci Ulandari 14186206226
5.Defi Indrawati 14186206339
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
Tahun
Akademik 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah Wawasan Seni.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
oleh dosen pengampu mata kuliah Seni Rupa dan Kerajinan SD yaitu Bpk. Reyhan Florean.
, M.Pd.
Makalah ini disusun untuk membantu mengembangkan
kemampuan pemahaman pembaca terhadap Wawasan seni yang ada di Indonesia.
Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui pendahuluan, pembahasan masalah,
serta penarikan garis kesimpulan dalam makalah ini .
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan
dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan
pada waktu mendatang.
Tulungagung, 26 September 2015
Penulis,
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan Seni Rupa yang berfungsi sebagai
dasar keilmuan akan memberikan landasan konseptual bagi mata pelajaran
Kerajinan Tangan dan Kesenian. Dalam ilmu pendidikan seni rupa, terdapat
kerangka teoretik yang sangat berharga bagi penerapan dan pengayaan materi
Kerajinan Tangan dan Kesenian di Sekolah Dasar atau Taman Kanak-kanak. Oleh
karena itu, pada buku ini tidak sepenuhnya mengacu pada kurikulum Kertakes SD,
tetapi lebih luas dan mendasar. Pada bahasan praktika diberikan beberapa
pilihan tugas berkarya bagi Guru (calon guru) yang dapat diterapkan dalam mata
pelajaran Kertakes.
Kerajinan
Tangan dan Kesenian (Kertakes) diberikan bagi murid SD guna menumbuhkan
kepekaan rasa keindahan (estetika) sehingga membentuk sikap kreatif, apresiatif
dan kritis. Kertakes memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
pengalaman berapresiasi dan berkreasi yang dapat menghasilkan suatu benda yang
bermanfaat.
Pembelajaran Kertakes memiliki fungsi dan tujuan untuk
menumbuhkembangkan berbagai potensi, sikap dan keterampilan (baca Kurikulum
2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kertakes, Depdiknas, 2003, halaman 6-8).
Fungsi dan tujuan Kertakes adalah:
1.Mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa melalui
penelaahan jenis, bentuk, sifat, fungsi, alat, bahan, proses, dan teknik dalam
membuat berbagai produk teknologi dan seni yangberguna bagi kehidupan manusia,
termasuk pengetahuan seni dan keterampilan dalam konteks budaya yang
multikultural.
2.Mengembangkan kemampuan intelektual, imajinatif, ekspresi, kepekaan
rasa, kepekaan kreatif, keterampilan, dan mengapresiasi/menghargai hasil karya
seni dan kerajinan dari berbagai wilayah Nusantara dan mancanegara.
3.Menumbuhkembangkan sikap profesional,
kooperatif, toleransi,
kepemimpinan (leadership), kekaryaan (employmentship), dan
kewirausahaan (enterpreneurship).
B.
RUMUSAN MASALAH
Kajian
utama dalam penyusunan makalah ini adalah Warga Negara yang baik sesuai dengan
hati nurani. Kajian utama ini dirumuskan pada beberapa masalah, yakni :
1. Manusia dan Budaya
2. Pengertian Seni
3. Konsep Keindahan
C.
TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui hubungan antara manusia
dan budaya
2. Untuk memahami pengertian-pengertian
seni
3. Untuk mengetahui dan memahami konsep
keindahan
BAB II
PEMBAHASAN
A. MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN
Keseluruhan sistem tersebut mewujudkan beragam bentuk dan medium yang artifisial, sehingga dalam kehidupannya manusia berhadapan dengan realitas baru yaitu dunia simbol. Menurut Ernst Cassirer (1990) manusia tidak hanya hidup dalam dunia fisik, tetapi hidup dalam dunia simbolis. Bahasa, mite, seni dan agama adalah bagian-bagian dunia simbolis itu. Cassirer juga menegaskan bahwa manusia selain memiliki kemampuan sistem berpikir, juga memiliki kemampuan sistem simbolis. Dengan sistem ini manusia mengembangkan pemikiran simbolis dan perilaku simbolis sebagai ciri khas manusiawi -yang berbeda dengan binatang. Hal ini terbukti karena manusia membuat dan menggunakan simbol dalam kehidupannya. Kehidupan budaya manusia dengan kekayaan dan ragamnya adalah bentuk-bentuk simbolis. Perkembangan kebudayaan manusia di dunia ini berkaitan erat dengan kemajuan sistem simbolis manusia.
Keseluruhan sistem tersebut mewujudkan beragam bentuk dan medium yang artifisial, sehingga dalam kehidupannya manusia berhadapan dengan realitas baru yaitu dunia simbol. Menurut Ernst Cassirer (1990) manusia tidak hanya hidup dalam dunia fisik, tetapi hidup dalam dunia simbolis. Bahasa, mite, seni dan agama adalah bagian-bagian dunia simbolis itu. Cassirer juga menegaskan bahwa manusia selain memiliki kemampuan sistem berpikir, juga memiliki kemampuan sistem simbolis. Dengan sistem ini manusia mengembangkan pemikiran simbolis dan perilaku simbolis sebagai ciri khas manusiawi -yang berbeda dengan binatang. Hal ini terbukti karena manusia membuat dan menggunakan simbol dalam kehidupannya. Kehidupan budaya manusia dengan kekayaan dan ragamnya adalah bentuk-bentuk simbolis. Perkembangan kebudayaan manusia di dunia ini berkaitan erat dengan kemajuan sistem simbolis manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
berkebudayaan tidak bisa lepas dengan kehidupan manusia yang lain. Hal ini
berarti bahwa manusia dalam mempertahankan hidupnya memerlukan interaksi dengan
sesama dan lingkungannya. Interaksi manusia dalam suatu masyarakat akan
berkembang menjadi salah satu kebutuhan (sosial), karena setiap manusia
senantiasa memerlukan keberadaan manusia yang lain. Dengan demikian, manusia
selain sebagai makhluk budaya juga makhluk sosial.
Kelompok manusia yang terorganisir
dalam suatu masyarakat mengembangkan kemampuan berpikirnya untuk menciptakan
kebudayaan. Sehingga kebudayaan yang diciptakan masyarakat sebenarnya akan
merupakan sistem pengetahuan dan kepercayaan manusia yang disusun sebagai
pedoman manusia dalam mengatur pengalamannya dan persepsi manusia untuk
menentukan tindakan dan juga untuk memilih di antara alternatif yang ada
(Kessing, 1981:68).
Salah satu unsur
(subsistem) kebudayaan yang hidup di masyarakat adalah kesenian. Jika
kebudayaan dipandang sebagai sistem pengetahuan atau sistem gagasan, maka
konsekuensi logisnya kesenian merupakan sistem pengetahuan, nilai-nilai dan
gagasan yang merujuk pada nilai keindahan. Kesenian yang berkembang dalam suatu
kebudayaan masyarakat memiliki nilai- nilai yang bersifat universal. Artinya,
bahwa kesenian dapat dipolakan secara sama.
Kesenian merupakan perwujudan dari
ekspresi perasaan manusia. Manusia sebagai pencipta seni mengungkapkan
perasaannya melalui beragam medium seni, dan karya seni merupakan suatu bentuk
perwujudannya. Dalam konteks kesenian, ada tiga unsur pokok yang saling
berkaitan yaitu pencipta seni (seniman), penikmat seni (masyarakat), dan karya
seni (artifak). Pencipta seni (seniman) sebagai bagian dari masyarakat-
merefleksikan kehidupan alam, masyarakat dan kebudayaannya dalam wujud karya
seni yang sangat beragam, dan unik. Keragaman dan keunikan sebagai akibat dari
keragaman kondisi alam, masyarakat dan kebudayaannya.
Suatu kesenian akan dapat berkembang
karena didukung oleh masyarakatnya. Masyarakat berperan sebagai penikmat yang
merasakan dampak seni bukan dari perasaan atau pengertiannya tetapi dari
imajinasinya. Setiap masyarakat memiliki bentuk kesenian yang berbeda karena
masyarakat juga berbeda-beda. Kesenian yang berkembang pada kelompok masyarakat
perkotaan berbeda dengan masyarakat pedesaan. Kesenian masyarakat modern
berbeda pula dengan masyarakat tradisional. Perbedaan tersebut disebabkan
antara lain oleh sistem nilai, kondisi alam dan lingkungan, serta tatanan
sosial- budaya.
Karya seni anak-anak juga dapat
dikelompokkan ke dalam karya seni, walaupun ketegasan mengenai seni anak-anak
baru dibicarakan dalam wacana pendidikan seni. Artinya bahwa ada semacam dua
paradigma dalam kenyataan seni orang dewasa dan seni anak-anak. Atau hal ini
mungkin disebabkan oleh pernyataan yang menegaskan bahwa semua anak itu
"seniman" atau manusia kreatif, yang memiliki kebakatan universal
dalam masa petumbuhan psikologis anak-anak.
![]() ![]()
Dua
Contoh Karya Seni Lukis Anak-anak
|
Hubungan manusia dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan
berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati
dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Secara
sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai
perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan
sehari-hari oleh manusia.
Di dunia
sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,maksudnya
walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika
manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.
- Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan
1) Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar
faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di
Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak
laki-laki yang melamar.
2) Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (
urban dan rural ways of life)
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak
yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk
menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih
mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value ).
3) Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada
lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket,
pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing
kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang
tersendiri pula pada setiap individu.
4) Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan
kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5) Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.
B.
PENGERTIAN SENI
Seni mempunyai usia yang lebih kurang
sama dengan keberadaan manusia di muka bumi ini. Dalam usia yang sangat tua,
seni telah menjadi bagian dari sejarah kehidupan budaya manusia di berbagai
belahan bumi, dengan beraneka macam bentuk dan jenis. Walaupun orang telah
akrab dengan istilah 'seni', namun terkadang masih belum jelas tentang 'apakah
definisi seni itu'.
Herbert Read menyatakan bahwa
istilah 'art pada umumnya dihubungkan dengan bagian seni yang biasa
ditandai dengan istilah 'plastic atau visual', tetapi semestinya di
dalamnya termasuk pula seni sastra dan seni musik.

Beberapa
Contoh Karya Seni Rupa Zaman Prasejarah di Indonesia
|
Sesungguhnya
memang terdapat ciri-ciri tertentu yang dapat menandai semua cabang seni, dan
sekalipun dalam catatan ini kita hanya berurusan denan seni plastis (seni
rupa), namun suatu definisi yang berlaku umum terhadap semua cabang seni akan
merupakan suatu titik tolak yang baik bagi penjelajahan kita.
Schopenhauer adalah orang pertama
yang menyatakan bahwa semua cabang seni bersumber pada kondisi seni musik;
pernyataan ini sering disebut- sebut, sehingga menyebabkan sebagian besar
kesalahtafsiran, namun sebenarnya ia mengungkapkan suatu kebenaran yang
penting. Sesungguhnya Schopenhauer berpikir tentang kualitas abstrak dari seni
musik, dan hampir hanya dalam seni musik saja seorang seniman memiliki
kemungkinan untuk menarik perhatian publik secara langsung, tanpa intervensi
medium komunikasinya yang sering juga dipakai untuk maksud-maksud lain.
Dalam hal ini kita dapat mengambil
beberapa contoh. Seorang Penyair mesti menggunakan kata-kata yang berhubungan
erat dengan maknanya dalam dialog sehari-hari. Seorang pelukis biasanya
berekspresi dengan pengambaran keadaan dunia ini. Hanya seorang komponis
musiklah yang betul-betul bebas menciptakan karya seni sesuai dengan
kesadarannya sendiri, dan dengan tiada tujuan lain kecuali untuk dapat
menyenangkan.
Tetapi sebenarnya semua seniman
mempunyai tujuan yang sama, ialah untuk menyenangkan, dan secara sederhana
Herbert Read menyimpulkan bahwa seni adalah suatu usaha untuk menciptakan
bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan berarti memuaskan
kesadaran keindahan kita. Rasa indah itu tercapai bila kita bisa menemukan
kesatuan atau harmoni dari hubungan bentuk-bentuk yang kita amati. Definisi ini
menyatakan pandangan dari segi kebentukan fisik (obyektivitas).
Definisi seni yang sederhana dan
sering dilontarkan oleh publik secara umum ialah segala macam keindahan yang
diciptakan manusia. Orang memandang bahwa seni merupakan karya keindahan yang
menimbulkan kenikmatan. Kenikmatan meliputi aspek kepuasan jasmani-rohani, yang
muncul setelah terjadi respon kepuasan dalam jiwa manusia, baik sebagai
pencipta (kreator) ataupun penikmat (apresiator).
Kesenian tradisional kita, misalnya
gamelan, merupakan paduan suara (nada) yang indah yang mengenakkan telingan
(pendengaran). Hiasan ukiran pada suatu dinding kamar memberikan kesemarakan
pandangan mata. Tarian Sunda yang lembut dan gemulai juga menyejukkan rasa,
setelah kita menikmati dan menghayatinya.
Kini persoalan seni
adalah keindahan tidak selamanya bertahansebagai satu-satunya definisi.
Dalam seni kontemporer (termasuk seni modern) yang dihasilkan seniman tidak hanya
karya yang indah, tetapi juga karya yang tidak indah dan tidak menyenangkan.
Banyak karya seni kini lahir justru bukannya menyenangkan, tetapi memberikan
berbagai persoalan yang rumit (sebagai problem kehidupan). Tema dalam seni
tumbuh dari manifestasi kesengsaraan, kemelaratan kekacauan atau bahkan protes
sosial, dengan berbagai teknik.

Karya Seni Lukis Dinding Gua (Cave
Painting), Zaman Prasejarah di Indonesia
Jika menonton
atau menikmati karya seni teater atau musik kontemporer, serasa kita digelitik
perasaan, atau dikuras pemikiran kita untuk berupaya menelusuri alur cerita
yang absurd (tidak mudah dimengerti, atau tidak berujung pangkal).
Kadang-kadang juga dihadapkan pada rangsangan interpretasi (penafsiran) isi/
bentuk seni yang sedang atau sudah kita nikmati.
Definisi seni yang lain dapat
dijumpai dalam Everyman Encyclopedia, yaitu bahwa seni merupakan
segala sesuatu yang dilakukan orang bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya,
melainkan adalah apa saja yang dilakukannya semata-mata karena kehendak akan
kemewahan, kenikmatan, ataupun karena kebutuhan spiritual. Sendok dibuat untuk
memenuhi kebutuhan pokok, sebagai alat makan. Maka sendok bukanlah karya seni
menurut definisi tersebut. Masih banyak karya (benda) yang lain yang kita jumpai,
misalnya rumah, pakaian penutup aurat, dan barang yang digunakan untuk
kebutuhan pokok hidup kita, yang bukan seni. Yang seni yaitu alat musik
gamelan, ukiran kayu, dan lain-lain sejenisnya. Pakaian kita sebagai penutup
aurat yang dibuat bukan hanya sebagai penutup atau pelindung fisik, tetapi si
perancang (pembuat pakaian) berusaha memperindah motif serta modelnya dengan
tujuan untuk menghias pakaian tersebut, tentu saja hiasan atau model pakaian
itu merupakan karya seni.

Kapak
Bahu, Karya Kria/Kerajinan Zaman Prasejarah: Berfungsi sebagai Perkakas
Sehari-hari
Definisi Seni
menurut beberapa ahli :
1. Ki Hajar Dewantara seorang tokoh
Pendidikan Nasional kita telah membuat definisi seni sebagai berikut:
"Seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan
bersifat indah, hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia yang lain, yang
menikmati karya seni tersebut" (Ki Hajar Dewantara, 1962:330). Definisi Ki
Hajar Dewantara tersebut sejalan dengan pemikiran Leo Tolstoy yang menyatakan
bahwa seni memiliki proses 'transfer offeeling', atau pemindahan perasaan
dari si pencipta ke penikmat seni. Dalam hal ini seni merupakan suatu sarana
komunikasi perasaan manusia (Tolstoy, 1960:51).
2. Definisi yang lain, dari pernyataan
Akhdiat Kartamiharja, yang menekankan bahwa seni merupakan kegiatan psikis
(rohani) manusia yang merefleksi kenyataan (realitas). Karena bentuk dan isi
karya tersebut memiliki daya untuk membangkitkan atau menggugah pengalaman
tertentu dalam alam psikis (rohani) si penikmat atau apresiator. Bila ditelaah,
definisi tersebut mengetengahkan peranan jiwa dalam proses berkarya seni dan
karya seni itu sendiri. Seniman yang melukis (menggambar) hanya dengan
menggerakkan tangan saja (aktivitas fisik), namun tidak melibatkan jiwa (ekspresi
emosi), maka karyanya belum dapat dinamakan seni.
3. Ahli seni dan filsuf berkebangsaan
Amerika, Thomas Munro, mendefinisikan seni sebagai alat buatan manusia yang
menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Efek
tersebut mencakup tanggapan-tanggapan yang berujud pengamatan, pengenalan,
imajinasi, yang rasional maupun emosional (Munro, 1963:19). Kedua definisi
terakhir tersebut di atas memberikan pernyataan yang sama, yaitu seni sebagai
kegiatan psikis (rohani) atau merupakan manifestasi jiwa.
4. Sudjojono, seorang pelukis zaman
revolusi kemerdekaan Indonesia, yang dianggap sebagai pendobrak tradisi seni
lukis pemandangan alam, juga menyatakan bahwa seni adalah produk ekspresi jiwa.
Seni tanpa jiwa ibarat masakan tanpa garam. Isi karya seni yang hidup tercermin
dari kandungan psikis/jiwanya (Yuliman, 1976:9-10).
5. Popo Iskandar, pelukis akademis, yang
pengabdiannya pada dunia seni lukis dan pendidikan seni rupa telah cukup lama,
menyatakan bahwa seni merupakan ekspresi yang dikongkritkan dalam kesadaran
hidup berkelompok atau bermasyarakat.
![]() |
Karya
Seni Lukis Baru Indonesia, Popo Iskandar: "Empat Macan" (1998)
Karya seni juga
memiliki nilai sosial. Kehadiran seni didukung oleh adanya komunikasi antara
masyarakat dengan pencipta (seniman). Ekspresi seni yang terwujud menjadi karya
seni yang merupakan sarana komunikasi dan dalam upaya berinteraksi sosial.
Mustahil karya seni dikatakan keberadaannya tanpa dukungan masyarakat penikmat
(apresiator). Justru proses berkesenian merupakan satu kesatuan antar unsur
pencipta dan penikmat, hingga terjadi intteraksi apresiatif.
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni diartikan sebagai keahlian membuat karya
yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dan sebagainya) (Depdikbud,
1989:816).
Masih banyak
definisi dari para pakar seni, seniman, guru seni ataupun masyarakat penikmat
seni. Secara sementara kita dapat menyusun sendiri definisi seni yang didasari
oleh berbagai definisi sebelumnya.
Seni ialah
ekspresi perasaan manusia yang dikongkritkan, untuk mengkomunikasikan
pengalaman batinnya kepada orang lain (masyarakat penikmat) sehingga merangsang
timbulnya pengalaman batin pula kepada penikmat yang menghayatinya.
Seni lahir karena upaya manusia dalam memahami kehidupan ini, baik kehidupan
sosial, ekonomi, alam, dan sebagainya. Ekspresi tersebut dikongkritkan melalui
media gerak (tari), suara (musik), rupa, dan penggabungan/peleburan berbagai
media akan melahirkan kesatuan estetik. Media berekspresi seni rupa meliputi
bentuk, warna, bidang, garis, barik/tekstur, dan unsur-unsur estetik.
C. KONSEP KEINDAHAN
Ide terpenting
dalam sejarah estetika filsafati sejak zaman Yunani Kuno sampai abad 18 ialah
masalah yang berkaitan dengan keindahan (beauty). Persoalan yang digumuli
oleh para filsuf ialah "Apakah keidahan itu?".
Menurut asal
katanya, "keindahan" dalam perkataan bahasa
Inggris: beautiful (dalam bahasa Perancis beau, sedang
Italia dan Spanyol bello yang berasal dari kata
Latin bellum. Akar katanya adalahbonum yang berarti kebaikan,
kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi bonellum dan terakhir
dipendekkan sehingga ditulis bellum. Menurut cakupannya orang harus
membedakan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai sebuah
benda tertentu yang indah. Untuk perbedaan ini dalam bahasa Inggris sering
dipergunakan istilah beauty (kendahan) dan the
beautifull (benda atau hal yang indah). Dalam pembahasan filsafat, kedua
pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja.
Selain itu
terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian yaitu:
a. Keindahan dalam arti
yang luas.
b. Keindahan
dalam arti estetis murni.
c. Keindahan
dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam
arti yang luas, merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani, yang di
dalamnya tercakup pula ide kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang
indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang
indah dan kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara pula mengenai buah
pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga
mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang
disebutnya symmetria ntuk keindahan berdasarkan penglihatan (misalnya
pada karya pahat dan arsitektur) dan 'harmonia' untuk keindahan berdasarkan
pendengaran (musik). Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi: -
keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral,keindahan intelektual.
Keindahan dalam
arti estetika murni,menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam
arti terbatas, lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda
yang dicerap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna
secara kasat mata.
Pembagian dan
pembedaan terhadap keindahan tersebut di atas, masih belum jelas apakah
sesungguhnya keindahan itu. Ini memang merupakan suatu persoalan fisafati yang
jawabannya beranekaragam. Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum yang pada
semua benda yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita
hakiki itu dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah
sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kwalita yang
paling sering disebut adalah
kesatuan (unity), keselarasan (harmony),kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan
perlawanan (contrast).
Ciri-ciri pokok
tersebut oleh ahli pikir yang menyatakan bahwa keindahan tersusun dari pelbagai
keselarasan dan perlawanan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Ada
pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Seorang filsuf seni dewasa ini dari Inggris bernama Herbert
Read dalam (The Meaning of Art)merumuskan definisi bahwa keindahan
adalah kesatuan dari hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara
pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauty is unity of formal relations
among our sense-perceptions).
Sebagian filsuf
lain menghubungkan pengertian keindahan dengan ide
kesenangan (pleasure). Misalnya kaum Sofis di Atena (abad 5 sebelum
Masehi) memberikan batasan keindahan sebgai sesuatu yang menyenangkan terhadap
penglihatan atau pendengaran (that which is pleasant
to sight or hearing). Sedang filsuf Abad Tengah yang
terkenal Thomas Aquinas (1225-1274)merumuskan keindahan
sebagai id quod visum placet (sesuatu yangmenyenangkan bila dilihat).
Masih banyak
definisi-definisi lainnya yang dapt dikemukakan, tapi tampaknya takkan
memperdalam pemahaman orang tentang keindahan, karena berlain-lainannya
perumusan yang diberikan oleh masing-masing filsuf. Kini para ahli estetik
umumnya berpendapat bahwa membuat batasan dari istilah seperti 'keindahan' atau
'indah' itu merupakan problem semantik modern yang tiada satu jawaban yang
benar. Dalam estetik modern orang lebih banyak berbicara tentang seni dan
pengalaman estetis, karena ini bukan pengertian abstrak melainkan gejala
sesuatu yang konkrit yang dapat ditelaah dengan pengamatan secara empiris dan
penguraian yang sistematis. Oleh karena itu mulai abad 18 pengertian keindahan
kehilangan kedudukannya. Bahkan menurut ahli estetik Polandia Wladyslaw
Tatarkiewicz, orang jarang menemukan konsepsi tentang keindahan dalam
tulisan-tulisan estetik dari abad 20 ini.

Karya
Seni Rupa Modern Barat, Jackson Pollock
|
|

Karya
Seni Rupa Baru Indonesia, Affandi
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Manusia dan kebudayaan merupakan
salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai
makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya
secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari
kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Dengan kita mengetahui wawasan
kesenian Maka kita akan tahu bagaimana perkembangan karya-karya seni mulai dari
zaman pra-sejarah sampai pada zaman modern sekarang ini. Dan kita sebagai warga
negara indonesia dapat lebih menghargai karya seni kita sendiri terlebih dapat
mengapresiasikan nilai-nilai karya tersebut.
B.
SARAN
Kita sebagai warga
negara indonesia yang baik harus bisa untuk lebih menghargai budaya,seni dan
karya-karya yang dimiliki oleh bangsa kita sendiri dan dapat
mengembangkan,mengaplikasikan seni diindonesia ketaraf yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
http://aryapramudya-gunadarma.blogspot.com/2012/03/hubungan-antara-manusia-dengan.htmlhttp://radenanindyo.blogspot.com/2012/10/hubungan-manusia-dgn-kebudayaan.html
Langganan:
Postingan (Atom)